Blogger Widgets

Jumat, 19 April 2013

Merangkai Sebuah Jawaban


 
Merangkai Sebuah Jawaban

Semua terasa benar-benar jelas, semua yang dulu tertutup oleh sebuah awan hitam kini telah sirnah. Saya seperti tersadarkan akan suatu hal yang selama ini menjadi pertanyaan dalam hati ini, pertanyaan itu sangat besar, pertanyaan yang dapat membutakan kehidupan saya. Sebenarnya pertanyaan itu hanyalah sebuh pertanyaan sederhana namun sampai saat ini saya tidak dapat menemukan jawabannya. Jawaban yang sulit dicari, jawaban yang sangat begitu rahasian, jawaban yang hanya ada didalam hatinya dan tak mungkin  dia ungkapkan untuk saya. Pertanyan itu yang membuat diri ini termakan oleh rasa penasaran yang begitu dalam. Pertanyaan itu juga yang membuat diri ini memasuki kehidupannya, mencoba untuk mengenal dirinya, memaksa semua pikiran dalam otak untuk selalu mengigatnya. Pertanyaan itu seperti membutakan mata ini akan dunia yang sesungguhnya, dunia yang seharusnya membuat hidup ini lebih tersenyum. Pertanyaan ini hampir membuat saya gila, seakan sosok dia selalu hadir dalam bayang-bayang hidup saya. Sosok dia begitu jelas melekat dalam ingatan saya. Apakah semua ini karna rasa penasaran saya terhadap jawaban atas pertanyaan itu.
Rasa penasaran  terus mengerogoti pikiran ini. hari-hari saya hanya terisi oleh sosoknya. Sosok yang benar-benar membutakan diri ini. saya seperti orang bodoh yang selalu ingin tau tentang dia. Saya seakan terjebak oleh perangkapnya. Seluruh hati ini terisi oleh namanya, tidak ada satu ruang kosongpun untuk orang lain. Setiap detik pertanyaan itupun muncul, pertanyaan yang benar-benar sulit untuk ku dapati, sampai aku memutuskan untuk benar-benar mendekatinya. Semua egoku, ku buang jauh-jauh, dengan cara ini aku harus mendapati jawaban yang dari dulu aku nanti. Aku membuka sebuah percakapan dengan dia, aku ingin mengenal dia lebih dekat dan kupikir dengan cara ini aku dapat menemukan jawaban itu. Setiap waktu aku membuang egoku untuk memulai sebuh percakapan, percakapan yang memang tidak penting tetapi setidaknya percakapan ini dapat merangkai jawaban untuk pertanyaan itu. Melalu percakapan ini ku menilai sosoknya untuk merangkai satu demi satu jawaban itu. Ku kenal dirinya, kuperhatikan cara bicaranya, kulihat perhatiannya, namun juga kutemukan sebuah pengabayannya.
Saat kutau dia memiliki sebauh pengabayan, penilayan yang dulu bersih seperti kertas putih kini mulai tercoret. Pengabayan itu semangkin sering kudapati dan semangkin banyak juga coretan dalam kertas putih ini. karena pengabayan itupun aku mulai memasuki sebuah ruang kejenuhan dimana satu demi satu obsesiku tentang dia mulai mengelupas sedikit demi sedikit. Mengelupasnya obsesi itu seiring dengan berkurangnya rasa penasaran ini akan jawaban dari pertanyaan itu. Dengan seiringnya waktu mulai kurangkai jawaban untuk pertnyaan itu. Dengan rasa lelah atas pengorbanan ku selama ini dan dengan rasa jenuh atas semua pengabayan itu akupun sekarang mengetahui jawaban atas pertanyaan ku. pertanyaan yang sederhana tetapi dapat membutakan hidupku yaitu “APAKAH DIA MENCINTAI KU?” sangat sederhana bukan! Namun pertanyaan inilah yang telah membutakan kehidupanku, dan dengan rasa kejenuhan kudapatkan jawabannya yaitu “TIDAK” oke meski ada rasa kecewa dalam dada ini, tapi karena pengabayan yang dulu pernah kudapati saat mencari jawaban ini maka hal itu yang mengajarkan ku tentang rasa sakit jadi saat ini aku dapat menerima jawaban itu. Tapi egokah aku karena aku mengambil kesimpulan sendiri tanpa bertanya padanya langsung, dan apakah perlu ku tanyakan pertanyaan ini jika memang dengan ku menerka dari sikapnya saja aku sudah dapat mengetahui jawabannya, Entahlah..............