“ SEJARAH DAN
FILOSOFI OLIMPIADE KUNO ”
(Sebagai Awal Lahirnya Olimpisme)
(Sebagai Awal Lahirnya Olimpisme)
- Sejarah olimpiade kuno ini berawal dari ditemukan kembali prasti peninggalan kebudayaan kota Olimpia oleh tentara Jerman pada akhir abad 19.
- Prasasti yang ditemukan menggambarkan kegiatan sebuah festival Olahraga yang berkaitan dengan acara ritual penyembahan dewa Zeus
- Olimpiade, pada mulanya adalah bagian dari ritual keagamaan bangsa Yunani (Greece) dan koloninya untuk menyembah dan memuja Dewa Zeus (dewa penguasa gunung olympia /olympus).
- Setelah dilakukan ritual keagamaan di sebuah kuil di sebuah bukit Kronus di Gunung Olympia , maka selanjutnya dilakukan sebuah festival/lomba olahraga yang diikuti oleh ratusan atlit bangsa Yunani yang dimaksudkan sebagai penghargaan dan rasa syukur bagi dewa Zeus.
- Olahraga yang diperlombakan pada awalnya adalah : lari (192 M, 384 M dan 1344 M), gulat, penthatlon (lompat jauh,lempar lembing, lari 192 M, lempar cakram dan lempar martil), tinju, balap kereta kuda, pancration (gabungan tinju dan gulat), balap kuda, dan lomba lari dengan membawa senjata.
Sesungguhnya olimpiade ini adalah ritual keagamaan dan pada saat
perlombaain tidak boleh memakai pakaian karena untuk menjaga kesucian
perlombaan tersebut. Pemenang dari perlombaan ini mendapatkan mahkota dari daun
zaitun dan mendapat gelar “pahlawan”. Gelar “pahlawan” pada zaman itu sangat
berarti karena setiap pemilik gelar “pahlawan” itu jalan dia akan dihormati
oleh orang-orang.
Filosofi & Nilai- Nilai
Dalam Peyelengaraan Olimpiade Kuno
Dalam Peyelengaraan Olimpiade Kuno
- Selalu menjaga kesucian diri selama bertanding
- Kekuatan & kebugaran fisik, ketrampilan dan ketahanan mental (jiwa satria)
- Semangat untuk beprestasi
- Kejujuran dalam pertandingan
- Saling menghargai
- Terciptanya perdamaian
- Terjalinnya kompromi dan kesepakatan antar suku
- Penghargaan tertinggi (pahlawan, hadiah, monomen) bagi yang berprestasi
- Peningkatan ekonomi (transaksi usaha, perdagangan)
- Sukaria/sukacita
Pandangan Beberapa Filusuf Dunia Yang Sejalan Dengan Filofofi Olahraga
Dalam Olimpiade Kuno
Plato mengemukakan bahwa ”Olahraga bukanlah tujuan akhir, tetapi sebagai
alat untuk menjadikan manusia menjadi orang yang sehat”. Plato juga percaya
bahwa kebahagiaan seseorang ataupun masyarakat selalu tergantung dari hasil
pendidikan yang tugasnya bukan dibebankan kepada orang tua saja, (tetapi juga
menjadi tanggung jawab sekolah dan masyarakat, pendidikan)
Aristoteles berpendapat bahwa ”Kesehatan pikiran selalu tergantung dari
kesehatan badan, maka olahraga hendaknya menjadi bagian yang tidak terpisahkan
dari pendidikan.
good posting
BalasHapus